Jika Anda sering membaca literasi terkait investasi dan saham, Anda pasti tidak asing dengan istilah dividen. Dividen merupakan salah satu keuntungan yang dapat dinikmati oleh investor saham selain capital gain.
Bahkan, tidak hanya investor saham di bursa yang bisa menikmati dividen, tapi investor di equity crowdfunding juga bisa menikmatinya. Sebab, setelah merger mereka akan mendapatkan bagian dari bisnis tersebut.
Nominal dividen yang akan diterima investor bervariasi, tergantung seberapa banyak saham yang dimiliki. Ada yang mencapai triliunan rupiah jika saham yang dimiliki besar dan jumlah dividen yang dibagikan juga besar.
Apa itu dividen?
Dividen adalah pembagian keuntungan kepada pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Artinya, jika perusahaan yang sahamnya Anda miliki untung dan untung, maka Anda akan mendapatkan 'cipratan' dari keuntungan tersebut dalam bentuk dividen.
Tujuan dari pembagian saham adalah untuk memberikan kepuasan kepada investor yang telah membeli saham perusahaan. Semakin besar deviden maka semakin besar pula kekayaan yang dimiliki pemegang saham.
Perusahaan yang dapat membagikan dividen dalam jumlah yang besar dan signifikan tentunya memiliki return of equity atau ROE yang besar. Namun, ketika perusahaan menahan dividen, biasanya keuntungan yang ditahan akan digunakan untuk pengembangan bisnis atau untuk melunasi tujuan agar keuangan perusahaan lebih sehat. Jika ini terjadi, pemegang saham biasanya tidak menerima dividen.
Jenis-Jenis Dividen
Pembagian keuntungan kepada pemegang saham atau deviden itu bermacam-macam, lho. Masing-masing memiliki arti yang berbeda.
Jenis-jenis dividen antara lain:
- Dividen tunai
- Dividen saham
- Dividen properti
- Dividen interim
- Skrip dividen
- Dividen likuidasi
Simak penjelasan dan materi masing-masing jenis dividen berikut ini, yuk!
1. Dividen Tunai
Dividen tunai atau cash adalah dividen yang dibagikan secara tunai kepada pemegang saham. Tentu saja, jumlah dividen tunai yang dibagikan akan dikenakan pajak dari pemerintah setiap tahun yang dipotong langsung selama pembagian.
Setiap rekening investor umumnya akan menerima dividen tunai yang dibagikan oleh perusahaan 2 sampai 4 kali setiap tahun. Namun frekuensi pembagian dividen tunai tidak standar, tergantung kinerja masing-masing perusahaan.
2. Dividen saham
Dividen saham dibagikan kepada investor dalam bentuk saham. Sehingga ketika dividen saham dibagi, maka secara otomatis saham yang akan dimiliki oleh pemegang saham juga akan bertambah.
Namun, dividen saham tidak serta merta mengubah kapitalisasi pasar karena dilakukan dengan menambah jumlah saham yang disertai dengan penurunan nilai saham yang ada.
3. Dividen properti
Berbeda dengan jenis dividen sebelumnya, dividen properti dibagi dalam bentuk aset. Umumnya, dividen properti dibagikan jika perusahaan kekurangan uang tunai. Namun, dividen ini kurang diminati investor karena memiliki perhitungan yang cukup rumit.
4. Dividen Interim
Dividen interim adalah dividen yang dibagikan kepada investor sebelum perusahaan melakukan pembukuan tahunan. Dividen ini biasanya dibagikan pada pertengahan tahun. Namun tidak menutup kemungkinan investor akan kembali mendapatkan dividen final di tahun yang sama.
Contoh pembagian dividen saham ini adalah pembagian saham interim yang dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pada tahun 2019. Saat itu ia membagikan dividen final kepada pemegang saham pada Juni 2019. Unilever juga membagikan dividen interim yang dibagikan pada Desember 2019.
5. Skrip Dividen
Dividen skrip sering disebut sebagai dividen utang karena diterbitkan dalam bentuk letter of credit kepada investor. Isinya menyatakan bahwa perusahaan akan membayar dividen dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini hutang atau kewajiban perusahaan akan bertambah karena ada penerbitan hutang baru dan tentunya hutang ini juga dikenakan bunga.
6. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang dibagikan ketika suatu perusahaan bangkrut atau bangkrut. Nantinya, modal perseroan akan dibagikan kepada investor akibat likuidasi. Hal ini terjadi karena perusahaan tidak memiliki cadangan kas yang cukup.
Bagaimana Dividen Bekerja?
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, dividen merupakan keuntungan lain yang akan diperoleh investor dari berinvestasi di saham selain capital gain. Jika capital gain diperoleh dari kenaikan nilai saham yang terus bergerak sehingga pada saat saham tersebut dijual, investor akan mengalami keuntungan.
Sedangkan deviden adalah pembagian keuntungan yang dibagikan oleh perusahaan kepada para investornya pada saat perusahaan memperoleh keuntungan. Jadi ketika Anda berinvestasi di saham yang tepat, Anda akan mendapatkan keuntungan dari dividen dalam jumlah besar.
Cara Menghitung Dividen
Jumlah uang atau nilai yang akan diterima investor dari dividen tergantung pada berapa banyak saham yang mereka miliki. Semakin banyak saham yang Anda miliki, semakin besar nilai moneter yang akan diperoleh dari dividen.
Misalnya, Anda memiliki saham perusahaan A dengan total kepemilikan saham 500 ribu lembar. Jadi ketika perusahaan sukses mencetak keuntungan besar dan akan membagikan dividen dengan nominal Rp 50 kepada investor, Anda akan mendapatkan perhitungan dividen sebagai berikut:
Rp 50 x 500 ribu = Rp 25 juta.
Jadi bagaimana perusahaan menentukan nilai dividen per saham? Berikut skema penghitungan stok yang perlu Anda ketahui.
Dividen Laba Bersih Perusahaan (ESP)
Rumus untuk menghitung besarnya deviden dari laba bersih perusahaan adalah:
Dividen: Laba bersih - Laba ditahan
Dalam hal ini, laba ditahan umumnya merupakan laba yang nantinya akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan atau membayar kewajiban dan hutang lainnya.
Rasio Pembayaran Dividen (DPR)
Sedangkan dividend payout ratio atau DPR merupakan indikator yang dibuat untuk menentukan seberapa besar persentase laba bersih yang akan dibagikan menjadi dividen. Rumusnya tentu berbeda dengan rumus dividen laba bersih. Rumus rasio pembayaran dividen ini adalah:
DPR: Dividen: Laba bersih (hasil dalam bentuk persentase)
Perusahaan yang menerapkan rumus DPR pada umumnya adalah perusahaan yang sudah mapan. Tidak masalah bagi mereka untuk membagikan 100 persen laba bersih kepada investor, tidak perlu menahan laba.
Namun, bukan berarti perusahaan tidak ingin melakukan ekspansi, melainkan sudah memiliki cadangan kas yang besar sehingga tidak lagi membutuhkan cadangan kas untuk dipegang.
Dividen Per Saham (DPS)
Dividen per saham adalah rasio untuk menghitung jumlah dividen yang diterima oleh pemegang saham. Rumusnya adalah:
DPS: Dividen: Jumlah saham
Hasil Dividen (DY)
Dividen yield adalah rasio yang harus diketahui pemegang saham untuk mengetahui dan menentukan apakah saham perusahaan layak untuk ditagih atau tidak.
Dividen yield dapat menggambarkan tingkat keuntungan yang dibagikan perusahaan kepada pemegangnya saja. Rumus untuk menghitung DY adalah:
DY: DPS: Harga saham per lembar
Rasio DY erat kaitannya dengan capital gain. Semakin tinggi imbal hasil saham perusahaan, maka semakin tinggi pula potensi capital gain yang akan dicapai. Intinya, investor akan lebih memilih saham yang memiliki DY tinggi karena capital gain yang menggiurkan. Sebuah perusahaan dikatakan memiliki imbal hasil yang tinggi jika nilainya sudah di atas 5 persen.
Pajak Dividen
Tentu saja, setiap dividen yang dibagikan kepada pemegang saham akan dikenakan pajak oleh pemerintah. Penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi pribadi di dalam negeri dikenakan Pajak Penghasilan atau Pph sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final.
Cara Pembagian Dividen Saham
Dividen saham merupakan pembagian keuntungan yang dibagikan kepada investor, sehingga pembagiannya harus sesuai dengan prosedur. Umumnya, sebelum membagikan dividen, perusahaan akan membuat pengumuman terlebih dahulu mengenai jadwal pembagian saham yang dipublikasikan melalui KSEI.
Berikut uraian pembagian saham dan jadwalnya.
1. Tanggal Deklarasi
Perlu diketahui bahwa ada proses tanggal deklarasi yang akan muncul terlebih dahulu sebelum pembagian saham. Tanggal ini adalah waktu dimana perusahaan mengumumkan jumlah dividen yang akan dibagikan kepada investor.
2. Cum Dividen
Cum Dividen adalah hari terakhir pemegang saham dapat menerima hak untuk berbagi saham. Artinya, pemegang saham berhak atas dividen ketika mereka masing-masing memegang saham perusahaan pada tanggal cum dividen.
Misalnya, ketika Anda membeli saham perusahaan A saat perusahaan memasuki tahap cum dividen, maka Anda berhak atas dividen perusahaan. Namun, Anda menjadi tidak memenuhi syarat untuk menerima dividen jika Anda telah menjualnya sebelum tanggal tersebut.
3. Eks Dividen
Ex dividen adalah periode perdagangan di mana investor tidak lagi menerima hak dividen. Oleh karena itu disarankan untuk membeli saham pada saat cum dividen atau lebih awal.
Rekaman
Ketika tanggal pencatatan dimulai, perusahaan akan mencatat pemegang saham mana yang berhak menerima dividen. Jika ada pemegang saham yang membeli saham pada saat ex dividen, maka dia berhak atas dividen tahun depan, bukan tahun ini.
4. Pembayaran Dividen
Setelah memasuki tanggal pembayaran dividen, perusahaan akan mentransfer keuntungan mereka kepada investor. Dana Pelanggan atau akun RDN akan secara otomatis bertambah setelah dividen ditransfer dan didistribusikan.
Keuntungan Investasi Dividen
Ada keuntungan yang bisa Anda dapatkan saat menginvestasikan dividen, yaitu Anda bisa menikmati keuntungan laba bersih dari perusahaan. Jika laba yang dihasilkan perusahaan besar, maka besaran dividen per saham berpotensi tinggi. Artinya, Anda bisa mendapatkan nominal dividen yang besar saat ini.
Kurangnya Investasi Dividen
Meskipun potensi keuntungan dari dividen tinggi, investasi saham memang memiliki risiko tinggi. Sebagai investor, Anda harus siap mental untuk menghadapinya.
Pasalnya, membeli saham perusahaan yang membagikan keuntungan berupa deviden juga berpotensi menimbulkan kerugian. Hal ini terkait dengan dividend trap, yaitu fenomena pasar yang muncul sebelum pembagian dividen.
Pada cum date, harga saham cenderung naik tetapi setelah ex date, nilai jual saham cenderung dijual karena investor melakukan aksi ambil untung. Hal ini menyebabkan investor yang membeli saham sebelum cum date akan mengalami kerugian.
Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Risiko Usaha
Kebijakan pembagian dividen perusahaan tampaknya berpengaruh terhadap munculnya risiko bisnis, terutama pada perusahaan yang sedang berkembang. Perusahaan yang sedang berkembang rentan terhadap meningkatnya utang. Rasio utang terhadap total aset yang besar dari suatu perusahaan menunjukkan potensi risiko yang besar.
Beberapa dampak kebijakan dividen terhadap risiko bisnis antara lain:
- Dividen dapat menjadi sumber konflik antara pemberi pinjaman dan pemegang saham yang akibatnya dapat menimbulkan biaya keagenan utang.
- Jika perusahaan menghilangkan pembagian dividen karena tidak memiliki kas, justru menambah beban perusahaan. Perusahaan harus membayar biaya dan bunga yang lebih besar di kemudian hari karena hutang baru.
- Perusahaan yang meningkatkan pembagian dividen kepada investor meskipun memiliki hutang yang tinggi, dapat menjadi perspektif negatif bagi investor tersebut. Hal ini membuat perusahaan sangat rentan terhadap risiko kebangkrutan.
- Perusahaan seringkali menginvestasikan laba untuk meningkatkan laba di masa yang akan datang. Namun nyatanya hal ini dapat menyebabkan penurunan dana perusahaan yang membuat porsi saham menjadi lebih rendah.
Tips Investasi Dividen Saham
Bagi Anda yang ingin mendapatkan keuntungan lebih dari dividen saham, berikut beberapa tips yang bisa Anda coba:
1. Memperhatikan Fundamental Perusahaan
Anda perlu memperhatikan fundamental suatu perusahaan dengan melihat bagaimana dividen dibagikan dalam laporan keuangan perusahaan. Membeli saham dari perusahaan yang secara fundamental bagus, akan memberi Anda keuntungan lebih.
Investor tidak perlu khawatir harga saham turun setelah dividen dibagikan jika perusahaan memiliki fundamental yang baik dalam jangka panjang. Pembagian dividen dapat mengurangi modal ekspansi perusahaan, jadi pastikan perusahaan memiliki rencana ekspansi yang matang di masa depan, termasuk dari segi permodalan.
2. Perhatikan Rasio Dividen Hasil
Dividend Yield ratio atau DY mencerminkan perbandingan antara nilai dividen dengan harga saham. Hal ini menunjukkan tingkat profitabilitas investasi saham. DY yang tinggi dapat disebabkan oleh dividen per lembar yang tinggi atau harga saham yang relatif murah. Oleh karena itu, jumlah nominal dividen belum tentu menguntungkan investor.
3. Perhatikan Jadwal Pembagian Dividen
Penting juga bagi Anda untuk memperhatikan jadwal pembagian dividen di suatu perusahaan. Mulai dari Cum Date, Ex Date, Recording Date dan Payment Date harus diperhatikan dengan matang agar tidak salah dalam berinvestasi. Jangan berharap mendapat dividen split tahun ini tapi salah beli saham di video ex date.
Cara Menemukan Dividen Saham yang Baik
Untuk mendapatkan keuntungan atau dividen saham yang baik, Anda perlu melakukan langkah-langkah berikut:
- Cari tahu emiten mana yang akan membagikan dividen dalam waktu dekat. Anda dapat menemukan informasi ini melalui aplikasi RTI di aplikasi smartphone.
- Perhatikan harga, tanggal cum, dan tanggal pembayaran dengan baik. Beli saham di waktu yang tepat untuk mendapatkan dividen yang diharapkan.
- Beli saham saat tanggal cum tiba. Pastikan Anda membeli saham saat ini, mulai dari jam buka bursa hingga tutup pukul 16.00. Hindari menjual saham selama periode ex date karena harga akan turun.
- Setelah saham dibeli, Anda akan menerima pemberitahuan dari perusahaan terkait bahwa Anda adalah salah satu penerima dividen pada tanggal pembagian nanti.
Teori Kebijakan Dividen Menurut Para Ahli
Ada beberapa contoh masalah kebijakan dividen yang diteorikan menurut para ahli. Apa pun?
1. Teori Ketidakrelevanan Dividen
Teori kebijakan dividen ini dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani pada tahun 1961. Menurut mereka, profitabilitas aset perusahaan serta kompetensi manajemen perusahaan dapat menentukan nilai suatu perusahaan.
Menurut teori ini, tidak ada pengaruh antara dividen dengan nilai saham suatu perusahaan sehingga dividen dan capital gain adalah sama.
2. Teori Burung di Tangan
Dalam teori ini, dividen memiliki tingkat kepastian yang lebih tinggi daripada capital gain. Investor dibuat percaya diri untuk memilih dividen yang jumlah nominalnya pasti daripada mengharapkan capital gain yang nilainya sering berfluktuasi.
3. Teori Preferensi Pajak
Teori ini diusung oleh Litzenberger dan Ramaswamy yang menyatakan bahwa pajaklah yang membuat pendapatan lebih relevan. Dengan demikian pembayaran pajak untuk capital gain dapat tertunda. Hal inilah yang membuat investor lebih tertarik untuk mendapatkan capital gain daripada dividen.
4. Teori sinyal
Teori ini berasumsi bahwa dividen berfungsi sebagai penyampai informasi tentang kinerja keuangan perusahaan dari manajer kepada investor. Perusahaan secara luas mengetahui lebih banyak informasi tentang prospek masa depan perusahaan daripada investor. Hal ini membuat harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, begitu juga sebaliknya.
5. Teori Residu
Teori kebijakan dividen ini berlaku setelah semua investasi yang menguntungkan telah dibiayai. Artinya, dividen dibiayai dengan menggunakan sisa dana perusahaan dari berbagai investasi yang bernilai positif.
Perusahaan akan menggunakan pembiayaan internal karena semakin cepat perusahaan tumbuh, semakin kecil kemungkinan untuk membayar dividen dan memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih rendah. Kebalikannya juga benar.
Jadwal Dividen
Jadi bagaimana saya tahu jadwal dividen perusahaan? Jadwal ini dapat dilihat secara online melalui website ksei.co.id. Di situs web Anda dapat melihat perusahaan mana yang akan membagikan dividen dalam waktu dekat. Website ini dapat diakses selama 24 jam.